itu nama adek laki-laki ku satu-satunya ini.
Dilahirkan di keluarga sebagai anak laki-laki dan bungsu (bisa bayangkan betapa manjanya dia)..hmmm..
tahun ini, dia (sudah) berumur 18 tahun, umur yang cukup untuk menggambarkan kedewasaan seseorang. Aku masih ingat di umur segitu aku dah pontang-panting cari kesempatan buat menggapai cita-cita, dan cukup bijak untuk menerima dan mengambil pilihan. Tapi, okelah tinggalkan saja kisah lalu ku itu, kita akan menceritakan soal adek laki-lakiku ini.
Dia beruntung sebenarnya karena terlahir sebagai anak bungsu yang berjarak cukup jauh umurnya dari kakak-kakaknya. Jadi, banyak hal yang dulu (tentu saja) tidak bisa begitu gampang kuperoleh, tapi dia dapat memperolehnya. Ekonomi keluargaku disaat ia menginjak remaja bisa dibilang jauh lebih baik disaat aku seumurnya.
Adek satu-satu ku ini (aku yakin) merupakan kebanggaan banget bagi orang tuaku, secara anak laki-laki satu-satunya. Terlahir dengan kecerdasan yang bisa dibilang gag biasa, dia cukup cerdas (aku yakin itu). paling tidak nilai sekolahnya sewaktu SD bisa dibanggakan.
Beranjak sekolah menengah pertama dan Sekolah menengah atas, entah kenapa justru yang berkembang biak adalah sifat pemberontak dan pemalasnya. Bisa dikatakan dia mulai sibuk dengan dunia anak muda, bahkan menurutku dia kehilangan cita-citanya yang dulu. Secara ekonomi dan fasilitas, kedua orang tuaku boleh dikatakan sudah memberikan semua yang ia butuhkan (lagi-lagi jauh berbeda dibandingku dulu). Sayangnya justru semua fasilitas dan kemudahan itu sama sekali tidak membantunya jadi lebih baik. Sungguh sulit memintanya untuk dewasa, bahkan untuk pilihan hidupnya sendiri.
Sekarang contohnya, bukankah seharusnya semua siswa yang baru saja selesai UAN berlomba-lomba untuk mencari universitas sesuai bakat dan kemampuan mereka??tapi adek laki-lakiku ini terlalu santai. Aku bahkan yang pontang-panting cari tempat les, bimbel dan sebagainya.. Duh, adekku sayang..kapan kau dewasaa??begitu banyak kerikil yang akan kau temui nanti di jalan, dan sikapmu ini bikin aku tambah khawatir mampukah kamu menghadapinya??
Aku pengen adekku mengerti kalo hidup bukan hanya sekedar bersenang-senang, bahwa hidup ini keras.maka dia harus berjuang untuk mendapatkan hidup yang layak. Seandainya saja dia mau lebih bersyukur dengan apa yang ia dapat, karena tidak semua orang mendapat kesempatan yang sama. Aku adalah contoh terdekatnya, karena ekonomi keluargaku maka aku harus cukup puas memandangi cita-cita dokterku terbang melayang, padahal sudah di depan mata (tapi aku tidak menyesal).
Bagaimanapun dia adek laki-lakiku yang aku sayangi. Senakal apapun dia,sekeras apapun hatinya, aku akan selalu berdoa agar Sang Khalik menjaganya, memberinya petunjuk dalam hidupnya sekarang dan nanti. jika suatu saat dia jatuh, aku berdoa dia akan segera bangkit dan tidak terpuruk sekalipun, bahkan jika nanti aku dan orang tuaku sudah tidak ada lagi di sampingnya.
Grow Up dear!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar