Kisah hachiko itu dilanjutkan lagi dengan saya melihat kisah Ibu Hasri Ainun Habibie (Almh) dan Pak Habibie (Presiden ke-3 Indonesia) sendiri. Saya dibuat merinding melihat tatapan sedih pak habibie sewaktu melihat pusara "belahan hatinya" (tentu saja say melihatnya dari layar kaca). Ada gurat kesedihan dan kehilangan yang terpancar jelas dari beliau. Kehilangan yang sangat mendalam.
Saya tergerak untuk mencari artikel tentang beliau berdua. Dimana saya membaca, bahwa sejak 2 bulan di rumah sakit, tidak pernah sekalipun pak habibie meninggalkan "kekasih hatinya" itu. Oh..God, saya merasakan mata saya memerah. Berharap pada sebuah kesetiaan mungkin barang yang langka saat ini, namun bukan berarti kesediaan itu tidak ada.
Kisah Mr.and Mrs.Habibie ini menjadi sangat istimewa buat saya. Kisah kesetiaan tanpa cacat, baik dari ibu Ainun maupun dari Pak Habibie sendiri.
Bahwa kesetiaan adalah proses panjang sebuah hubungan.
Mungkin saya tidak bisa seperti hachiko yang begitu setia dengan tuannya, atau Ibu ainun yang mampu menjaga kesetiaan cintanya hingga ke liang lahat. Tapi, saya akan berjuang untuk setidaknya tahu bagaimana menempatkan kesetiaan saya, dengan meneladani kisah-kisah ini.
dan sekalipun kesetiaan itu langka, saya pastikan kesetiaan itu ada.
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar